MAKNA KONOTASI DIDALAM PUISI
CHAIRIL ANWAR DAN SANUSI PANE
Oleh.
Nama : Toga Muda Sagala
Nim :
100701032
DEPARTEMENT
SASTRA DAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Secara umum, semantik adalah cabang
ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna suatu kata atau kalimat. Namun,
ada banyak versi dari pengertian semantik ini. Pengertian semantik yang
berbeda-beda tersebut diharapkan dapat
mengembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya. Banyak para
ahli yang mengertikan semantic dengan versinya masing-masing. Seperti J.W.M Verhaar ( 1981:9)
Mengemukakan bahwa semantik yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki
makna atau arti. Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik
menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah
penerapan tanda-tanda tersebut”.
Semantic
sebagi ilmu yang mengkaji makna memiliki cabang makna atau jenis-jenis makna.
Salah satunya adalah makna konotasi. makna konotasi dapat
diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh
karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih
lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata
atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas
dan menarik. Sebagai contoh kalimat yang mengandung makna konotasi yaitu “rani
pulang membawa buah tangan” buah tangan artinya adalah oleh-oleh.
Kalimat yang mengandung makna
konotasi pastinya sering kita dengar di tengah-tengah kita. Dan hal itu membuat
suatu percakapan menjadi menarik. Bukan hanya didalam percakapan yang dilakukan
oleh seseorang individu terhadap individu lain yang mengandung makna konotasi, tetapi didalam karya sastra
seperti puisi dan cerpen juga mengandung makna konotasi tersebut. Dalam hal ini
saya sebagai penulis membahas makna konotasi didalam puisi Chairil anwar dan
sanusi pane. “Aku adalah binatang jalang” pada syair chairil anwar adalah salah
satu contoh kecil dan konotasi yang sangat menarik perhatian.
2.
RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi masalah didalam
karya ilmiah saya ini adalah sebagai berikut
a.
Seperti apa konotasi didalam syair puisi
chairil anwar dan sanusi pane dan pengaruhnya terhadap puisi tersebut
b.
Bagaimana makna konotosi bisa membuat
karya sastra menjadi sangat menarik
3.
METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana konotasi
didalam puisi chairil anwar dan sanusi pane saya membuat metode penelitian
yaitu dengan membuat batasan masalah untuk dikaji atau dibahas. Data yang saya
peroleh bersumber dari refensi buku-buku yang bertajuk semantik yang saya
kumpulkan selama pengerjaan makalah ini. Selain dari referennsi buku, saya juga
memperoleh data dari internet.
4.
LANDASAN TEORI
Dari beberapa sumber yang saya
dapat, diperoleh teori-teori sebagai berikut:
a.
Menurut
KBBI, Konotasi adalah tautan pikiran yg menimbulkan nilai rasa pada seseorang
ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yg ditambahkan pd makna denotasi.
b.
Ada
beberapa pengertian semantic atau dengan kata lain yaitu makna oleh beberapa
ahli yaitu sebagai berikut :
1. Charles Morrist Mengemukakan
bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang
merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
2. J.W.M Verhaar; 1981:9,
Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori
arti, yakni cabang sistematik yang menyelidiki makna atau arti.
3. Lehrer; 1974:1.Semantik
adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang
sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa
sehingga dapat bahasa dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
c.
Menurut Leech (1976), makna
konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan
merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan. Dalam makna konotatif
terdapat makna konotatif positif dan negatif. Contoh: kata wanita dan perempuan,
wanita termasuk kedalam konotatif positif sedangkan kata perempuan mengandung
makna konotatif negatif.
d.
Saya
juga memperoleh pengertian konotasi dari internet yang menuliskan bahwa
konotasi dapat berbentuk positif
maupun negatif. Contoh konotasi positif adalah "lubuk hati" yang
berarti "perasaan", sementara contoh konotasi negatif adalah
"kambing hitam" yang bermakna "orang yang disalahkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
KONOTASI DIDALAM PUISI CHAIRIL ANWAR
Sastrawan
bernama chairil anwar tentunya tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah sosok
yang mahir dalam memainkan kata-kata. Tak sedikit puisinya yang tercipta dan sudah
banyak sekali beredar dan lekat di telinga
masyarakat. Syair-syair didalam Puisi chairil anwar banyak mengandung makna konotasi, baik yang
konotasi positif maupun negative. Berikut merupakan syair chairil anwar yang
mengandung makna konotasi .
Jadi
baik juga kita padami
Unggunan
api ini
Karena
kau tidak ‘kan apa-apa
Aku
terpanggang tinggal rangka
Kata “terpanggang”
memiliki makna konotasi yang
berarti menderita, ataupun sensara. Kata tersebut jadi sangat menarik dan
sangat indah karena dipadukan pada kata yang bukan seharusnya mengikutinya. Puisi
tersebut berjudul “tak sepadan” bait
terakhir karya chairil anwar.
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Dalam bait diatas juga memiliki
makna konotasi yaitu “binatang jalang” yang berarti orang yang menyedihkan ,
tidak penting, tidak diperhitungkan serta hina. Puisi tersebut berjudul “aku”,
puisi yang sangat popular dikalangan masyarakat banyak.
Manisku
jauh di pulau,
kalau
‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
Dalam
bait puisi yang berjudul “cintaku jauh dipulau” terdapat kata “manisku”
,artinya adalah kekasih, pacar atau orang yang dicintai. Lirik tersebut diambil
dari puisi cahiril anwar yang berjudul “cintaku jauh di pulau”.
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Dalam bait tersebut terdapat kata “udara bertuba”.
Tuba dalam arti yang sebenarnya adalah salah-satu jenis rempah-rempah yang
memiliki rasa pedas ataupun panas di lidah.
Namun didalam kalimat tersebut yaitu “belum apa-apa udara bertuba” bukan
berarti udara penuh dengan tuba (jenis rempah-rempahan) namun memiliki arti udara yang panas, ataupun suasana
panas. Bait tersebut diambil dari puisi
yang berjudul “Hampa”
Seperti itulah gamabaran makna konotasi yang bisa
kita lihat didalam puisi chairil anwar. Permainan makna Konotasi terbukti telah
membawa karya chairil anwar menjadi nomor satu di Indonesia. Makna konotasi
yang lebih mengarah pada lingkup linguistic ternyata sangat berpengaruh
terhadap karya sastra.
2.
MAKNA
KONOTASI DIDALAM PUISI KARYA SANUSI PANE
Sanusi
pane adalah sosok lagenda didalam sejarah sastra di Indonesia.
Beliau telah banyak melahirkan karya sastra. Terkhusus keapada puisi beliau
adalah ahlinya. Berikut adalah analisis makna konotasi yang terkandung didalam
puisi Sanusi Pane.
Didalam
puisinya yang berjudul “candra” terdapat kalimat berikut
Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri
Memimpin kuda yang bernapaskan nyala;
Begitu dewa melalui cakrawala,
Memimpin kuda yang bernapaskan nyala;
Begitu dewa melalui cakrawala,
Disitu
dituliskan “kuda bernafaskan nyala”.
Kata nyala seharusnya mengikuti kata api,
atau bisa dibilang sebagi penjelas pada kata api dan juga tegangan, nyala bisa diartikan sebagi hidup, atau
beroperasi, ataupun berkobar. Dalam hal ini, nafas kuda yang menyala
dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa kuda memiliki semangat yang berkobar, serta
bertenaga.
Syair berikutnya yang mengandung makna konotasi adalah sebagi berikut.
Waktu berhenti di tempat ini
Tidak berombak, diam semata;
Tidak berombak, diam semata;
Dalam syair tersebut dikatakan “tidak berombak”. Kata tersebut tidak
menunjukkan pada makna sebenarnya, namun bermakna tidak ada gangguan, damai dan
tentram.
Berikut syair yang diambil dari puisi yang berjudul
“pagi”
Duka nestapa sudah diganti riang,
Sebab Sinar Bahagia datang mencium.
Sebab Sinar Bahagia datang mencium.
Kata “ mencium” juga tidak
menggambarkan pada makna mencium yang sebenarnya, dimana, makna “mencium”
sebenarnya adalah saling melekatkan bibir atau hidung. Makna mencium
dalam kalimat tersebut adalah didatangi, dianugerahi bahagia.
Bait berikutnya yang bermakna konotasi saya ambil dari puisi yang
berjudul “kepada krisyna”, sebagai
berikut
Jatuh ke dalam jurang gulita,
Supaya lupa, tidak bercita.
Supaya lupa, tidak bercita.
Jurang gulita memiliki makna keputusasaan, serta kesedihan yang mendalam.
Pembahasan diatas adalah sebagian kecil dari puisi
yang mengandung makna konotasi . puisi tersebut seakan menjadi lebih hidup jika
di campurkan dengan bumbu makna konotasi. Namun terkadang pembaca sering salah
mengartikan makna yang ada didalam sebuah puisi, sehingga pesan yang disiratkan
penulis tidak samapi kepada pembacanya.untuk mencegah Hal tersebut tentunya
tergantung pada kita sebagai penikmat sastra. Sampai dimana kita memahami makna
konotasi dalam sebuah kata.
Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung makna
konotasi yang sering digunakan
ditengah-tengah masyarakat.
Contoh kalimat konotasi
a.
Ayah pulang dari Bogor membawa buah tangan.
(buah tangan artinya oleh-oleh)
b.
Ia dianggap sebagai kambing hitam. (kambing
hitam artinya orang yang disalahkan)
c.
Pergi ke kota membawa barang seadanya, setelah
pulang ia berbadan dua. (berbadan dua artinya hamil)
d.
Orang itu harus banting tulang untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. (banting tulang artinya kerja keras)
e.
Meskipun kaya, ia tidak besar kepala. (besar
kepala artinya sombong)
f.
Ia gulung tikar karena lapaknya digusur. (gulung
tikar artinya bangkrut)
g.
Ia adalah orang darah biru. (darah biru artinya
keturunan bangsawan)
h.
Pekerjaannya adalah sebagai kuli tinta. (kuli
tinta artinya wartawan)
i.
Ia djuluki sebagai kutu buku. (kutu buku artinya
orang yan suka membaca)
j.
Ia kecil hati karena pendapatnya tidak dihiraukan.
(kecil hati artinya merasa disepelekan)
k.
Ia jadi lupa diri dan tak ingan anak-anaknya.
(lupa diri artinya tidak sadar)
l.
Ia dibawa ke meja hijau karena terkena kasus.
(meja hijau artinya pengadilan)
m.
Ia lebih memilih bekerja daripada berpangku
tangan. (berpangku tangan artinya tidak melakukan apa-apa)
n.
Ia lebih memilih tutup mulut daripada
mengomentari perkara itu. (tutup mulut artinya diam)
o.
Status kabar itu masih termasuk kabar angin.
(kabar angin artinya berita yang belum jelas kebenarannya)
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Semantik
adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalam studi umum
bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi
(bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara
dan penulis, pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana
mengubah makna dari waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa dalam
kontek ssosial, karena ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk memahami
jenis bahasa dan efek gaya.
Oleh
karena itu salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian
semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan,
diklarifikasi, tertutup, ilustrasi, disederhanakan dinegosiasikan, bertentangan
dan mengulangi. Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai
konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di
luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama
pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Dalam
Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :;
1
maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Semantic
yang merupakan kajian tentang makna, bisa dibagi atas beberapa jenis makna
diantaranya makna konotasi. Makna konotasi dapat juga di sebut sebagai nilai rasa, ada
banyak ragam konotasi yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang kita pergunakan
sehari-hari. Dalam kehidupan, kita semua maklum bahwa seseorang itu di suatu
pihak berdiri sendiri dan di pihak lain adalah sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu konotasi pun ada yang bersifat individual dan ada pula yang bersifat
kolektif
2.
SARAN
Saya sebagai penulis menyadari betul
manfaat dari ilmu semantic. Semantic adalah suatu harta dalam setiap bahasa
didunia. Kita harus bisa mengembangkan ilmu semantic supaya lebih maju karena
ilmu semantic adalah ilmu yang sangat menarik atau bisa kita sebut sebagai ilmu
dalam permainan makna sebuah kata yang bisa memberi manfaat penting bagi kita..
3.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama
Widya