Pengikut

Halaman

Silalahi basecamp

Menyediakan sewa tenda camping di paropo. Untuk informasi dan pemesanan hub. 082272906617

Selasa, 14 Januari 2014

makna konotasi, study semantik



MAKNA KONOTASI DIDALAM PUISI CHAIRIL ANWAR DAN SANUSI PANE


Oleh.
Nama        : Toga Muda Sagala
Nim            : 100701032
                                                                                                                                                                                                                                                                             

DEPARTEMENT SASTRA DAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Secara umum, semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna suatu kata atau kalimat. Namun,  ada banyak versi dari pengertian semantik ini. Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut  diharapkan dapat mengembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya. Banyak para ahli yang mengertikan semantic dengan versinya masing-masing. Seperti  J.W.M Verhaar ( 1981:9) Mengemukakan bahwa semantik yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
Semantic sebagi ilmu yang mengkaji makna memiliki cabang makna atau jenis-jenis makna. Salah satunya adalah makna konotasi. makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Sebagai contoh kalimat yang mengandung makna konotasi yaitu “rani pulang membawa buah tangan” buah tangan artinya adalah oleh-oleh.
Kalimat yang mengandung makna konotasi pastinya sering kita dengar di tengah-tengah kita. Dan hal itu membuat suatu percakapan menjadi menarik. Bukan hanya didalam percakapan yang dilakukan oleh seseorang individu terhadap individu lain yang mengandung  makna konotasi, tetapi didalam karya sastra seperti puisi dan cerpen juga mengandung makna konotasi tersebut. Dalam hal ini saya sebagai penulis membahas makna konotasi didalam puisi Chairil anwar dan sanusi pane. “Aku adalah binatang jalang” pada syair chairil anwar adalah salah satu contoh kecil dan konotasi yang sangat menarik perhatian.

2.      RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi masalah didalam karya ilmiah saya ini adalah sebagai berikut
a.       Seperti apa konotasi didalam syair puisi chairil anwar dan sanusi pane dan pengaruhnya terhadap puisi tersebut
b.      Bagaimana makna konotosi bisa membuat karya sastra menjadi sangat menarik

3.      METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana konotasi didalam puisi chairil anwar dan sanusi pane saya membuat metode penelitian yaitu dengan membuat batasan masalah untuk dikaji atau dibahas. Data yang saya peroleh bersumber dari refensi buku-buku yang bertajuk semantik yang saya kumpulkan selama pengerjaan makalah ini. Selain dari referennsi buku, saya juga memperoleh data dari internet.
4.      LANDASAN TEORI
Dari beberapa sumber yang saya dapat, diperoleh teori-teori sebagai berikut:
a.       Menurut KBBI, Konotasi adalah tautan pikiran yg menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yg ditambahkan pd makna denotasi.
b.      Ada beberapa pengertian semantic atau dengan kata lain yaitu makna oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1.      Charles Morrist Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
2.      J.W.M Verhaar; 1981:9, Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik yang menyelidiki makna atau arti.
3.      Lehrer; 1974:1.Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat bahasa dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.

c.       Menurut Leech (1976), makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.  Dalam makna konotatif terdapat makna konotatif positif dan negatif. Contoh: kata wanita dan perempuan, wanita termasuk kedalam konotatif positif sedangkan kata perempuan mengandung makna konotatif negatif.
d.      Saya juga memperoleh pengertian konotasi dari internet yang menuliskan bahwa konotasi  dapat berbentuk positif maupun negatif. Contoh konotasi positif adalah "lubuk hati" yang berarti "perasaan", sementara contoh konotasi negatif adalah "kambing hitam" yang bermakna "orang yang disalahkan.











BAB II
PEMBAHASAN
1.      KONOTASI DIDALAM  PUISI CHAIRIL  ANWAR
Sastrawan bernama chairil anwar tentunya tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah sosok yang mahir dalam memainkan kata-kata. Tak sedikit puisinya yang tercipta dan sudah banyak sekali  beredar dan lekat di telinga masyarakat. Syair-syair didalam Puisi chairil anwar  banyak mengandung makna konotasi, baik yang konotasi positif maupun negative. Berikut merupakan syair chairil anwar yang mengandung makna konotasi .
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

Kata “terpanggang”  memiliki makna  konotasi yang berarti menderita, ataupun sensara. Kata tersebut jadi sangat menarik dan sangat indah karena dipadukan pada kata yang bukan seharusnya mengikutinya. Puisi tersebut berjudul “tak sepadan”  bait terakhir karya chairil anwar.


Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Dalam bait diatas juga memiliki makna konotasi yaitu “binatang jalang” yang berarti orang yang menyedihkan , tidak penting, tidak diperhitungkan serta hina. Puisi tersebut berjudul “aku”, puisi yang sangat popular dikalangan masyarakat banyak.

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

Dalam bait puisi yang berjudul “cintaku jauh dipulau” terdapat kata “manisku” ,artinya adalah kekasih, pacar atau orang yang dicintai. Lirik tersebut diambil dari puisi cahiril anwar yang berjudul “cintaku jauh di pulau”.

Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Dalam bait tersebut terdapat kata “udara bertuba”. Tuba dalam arti yang sebenarnya adalah salah-satu jenis rempah-rempah yang memiliki rasa pedas ataupun panas di lidah.  Namun didalam kalimat tersebut yaitu “belum apa-apa udara bertuba” bukan berarti udara penuh dengan tuba (jenis rempah-rempahan) namun memiliki  arti udara yang panas, ataupun suasana panas.  Bait tersebut diambil dari puisi yang  berjudul “Hampa”

Seperti itulah gamabaran makna konotasi yang bisa kita lihat didalam puisi chairil anwar. Permainan makna Konotasi terbukti telah membawa karya chairil anwar menjadi nomor satu di Indonesia. Makna konotasi yang lebih mengarah pada lingkup linguistic ternyata sangat berpengaruh terhadap karya sastra.

2.      MAKNA KONOTASI DIDALAM PUISI KARYA SANUSI PANE
Sanusi pane adalah sosok lagenda didalam sejarah sastra di Indonesia. Beliau telah banyak melahirkan karya sastra. Terkhusus keapada puisi beliau adalah ahlinya. Berikut adalah analisis makna konotasi yang terkandung didalam puisi Sanusi Pane.
Didalam puisinya yang berjudul “candra” terdapat kalimat berikut

 Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri
Memimpin kuda yang bernapaskan nyala;
Begitu dewa melalui cakrawala
,

Disitu dituliskan  “kuda bernafaskan nyala”. Kata nyala seharusnya mengikuti kata api, atau bisa dibilang sebagi penjelas pada kata api dan juga tegangan, nyala bisa diartikan sebagi hidup, atau beroperasi, ataupun berkobar. Dalam hal ini, nafas kuda yang menyala dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa kuda memiliki semangat yang berkobar, serta bertenaga.


Syair berikutnya yang mengandung makna konotasi adalah sebagi berikut.

Waktu berhenti di tempat ini
Tidak berombak, diam semata;

Dalam syair tersebut dikatakan  “tidak berombak”. Kata tersebut tidak menunjukkan pada makna sebenarnya, namun bermakna tidak ada gangguan, damai dan tentram.

Berikut syair yang diambil dari puisi yang berjudul “pagi”
Duka nestapa sudah diganti riang,
Sebab Sinar Bahagia datang mencium.

Kata “ mencium” juga tidak menggambarkan pada makna mencium yang sebenarnya, dimana, makna “mencium” sebenarnya adalah saling melekatkan bibir atau hidung. Makna mencium dalam kalimat tersebut adalah didatangi, dianugerahi bahagia.

Bait berikutnya yang bermakna konotasi saya ambil dari puisi yang berjudul  “kepada krisyna”, sebagai berikut
Jatuh ke dalam jurang gulita,
Supaya lupa, tidak bercita.
Jurang gulita memiliki makna keputusasaan, serta kesedihan yang mendalam.

Pembahasan diatas adalah sebagian kecil dari puisi yang mengandung makna konotasi . puisi tersebut seakan menjadi lebih hidup jika di campurkan dengan bumbu makna konotasi. Namun terkadang pembaca sering salah mengartikan makna yang ada didalam sebuah puisi, sehingga pesan yang disiratkan penulis tidak samapi kepada pembacanya.untuk mencegah Hal tersebut tentunya tergantung pada kita sebagai penikmat sastra. Sampai dimana kita memahami makna konotasi dalam sebuah kata.




Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung makna konotasi yang sering digunakan  ditengah-tengah masyarakat.

Contoh kalimat konotasi
a.       Ayah pulang dari Bogor membawa buah tangan. (buah tangan artinya oleh-oleh)
b.      Ia dianggap sebagai kambing hitam. (kambing hitam artinya orang yang disalahkan)
c.       Pergi ke kota membawa barang seadanya, setelah pulang ia berbadan dua. (berbadan dua artinya hamil)
d.      Orang itu harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. (banting tulang artinya kerja keras)
e.      Meskipun kaya, ia tidak besar kepala. (besar kepala artinya sombong)
f.        Ia gulung tikar karena lapaknya digusur. (gulung tikar artinya bangkrut)
g.       Ia adalah orang darah biru. (darah biru artinya keturunan bangsawan)
h.      Pekerjaannya adalah sebagai kuli tinta. (kuli tinta artinya wartawan)
i.         Ia djuluki sebagai kutu buku. (kutu buku artinya orang yan suka membaca)
j.        Ia kecil hati karena pendapatnya tidak dihiraukan. (kecil hati artinya merasa disepelekan)
k.       Ia jadi lupa diri dan tak ingan anak-anaknya. (lupa diri artinya tidak sadar)
l.         Ia dibawa ke meja hijau karena terkena kasus. (meja hijau artinya pengadilan)
m.    Ia lebih memilih bekerja daripada berpangku tangan. (berpangku tangan artinya tidak melakukan apa-apa)
n.      Ia lebih memilih tutup mulut daripada mengomentari perkara itu. (tutup mulut artinya diam)
o.      Status kabar itu masih termasuk kabar angin. (kabar angin artinya berita yang belum jelas kebenarannya)






BAB III
 PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalam studi umum bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi (bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis, pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana mengubah makna dari waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa dalam kontek ssosial, karena ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk memahami jenis bahasa dan efek gaya.
Oleh karena itu salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan, diklarifikasi, tertutup, ilustrasi, disederhanakan dinegosiasikan, bertentangan dan mengulangi. Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :;
 1  maksud pembicara;
2.  pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia
3.  hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4.  cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Semantic yang merupakan kajian tentang makna, bisa dibagi atas beberapa jenis makna diantaranya makna konotasi. Makna konotasi  dapat juga di sebut sebagai nilai rasa, ada banyak ragam konotasi yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang kita pergunakan sehari-hari. Dalam kehidupan, kita semua maklum bahwa seseorang itu di suatu pihak berdiri sendiri dan di pihak lain adalah sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu konotasi pun ada yang bersifat individual dan ada pula yang bersifat kolektif

2.      SARAN
Saya sebagai penulis menyadari betul manfaat dari ilmu semantic. Semantic adalah suatu harta dalam setiap bahasa didunia. Kita harus bisa mengembangkan ilmu semantic supaya lebih maju karena ilmu semantic adalah ilmu yang sangat menarik atau bisa kita sebut sebagai ilmu dalam permainan makna sebuah kata yang bisa memberi manfaat penting bagi kita..

3.      DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya